Sindikat perdagangan manusia, khususnya perempuan dan anak, merupakan masalah besar dalam dunia internsional. Setiap tahun, kasus perdagangan manusia selalu meningkat, karena menurut PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), sindikat perdagangan perempuan dan anak meraup keuntungan tujuh miliah dolar AS setiap tahunnya serta ada sekitar 2 juta orang diperdagangkan tiap tahunnya. Film The Wistleblower mencoba untuk mengungkap jenis kejahatan tersebut dengan tokoh utama perempuan yang, mencoba untuk mengungkap kebobrokan pelaku dari women trafficking.
Salah satu pemeran yang cukup mencolok dalam film ini adalah Kathy Balkovoac, yang diperankan oleh Rachel Wiesz). Ia adalah seorang perempuan Amerika yang ditugaskan sebagai pengawas internasional di Bosnia. Pada waktu itu, kondisi Bosnia pasca perang dan cukup merasakan betul bagaimana kondisi amburadul dari negara yang sudah berperang, tidak tertata, kejahatan terjadi dimana-dimana tanpa kontrol, disertai dengan pelbagai pelanggaran lain.
Alasan utama mengapa Kathryn menerima tawaran tersebut karena faktor ekonomi. Namun, integritas dan kredibilitasnya dalam melakukan pekerjaan tersebut diuji ketika ia mengetahui bahwa pelaku women trafficking adalah internal PBB. Ia berada dalam ruang dilematis antara harus keluar dari pekerjaannya, mengungkap kejahatan yang dilakukan oleh para rekannya, atau menutup mulut atas peristiwa tersebut. dari sinilah, ia banyak merasakan tekanan dari beberapa orang yang mencoba untuk menutup mulutnya.
Di satu sisi, Kathryn adalah perempuan pejuang yang berpikir keras bagaimana mengungkap kejahatan besar ini. Sebab baginya, PBB bertugas untuk menjaga keamanan dan perdamaian internasional, melindungi hak asasi manusia dan menegakkan hukum internasional. Atas dasar itu, bagaimana mungkin, Lembaga yang memiliki tugas mulia itu diciderai oleh perilaku bobrok tersebut. Melalui pandangan tersebut, Kathryn terus mencari kebenaran dan keadilan atas kejahatan yang dilihatnya.
Ia berusaha juga keras untuk melindungi dan menyelamatkan gadis-gadis Bosnia dengan melaporkan segenap orang yang terlibat dalam kepada Komisi Tinggi Bosnia. Namun tindakannya dinilai berhaya bagi PBB karena takut mencemarkan nama baik PBB. Ia diberhentikan odari pekerjaannya. Ia sangat menyesal sebenarnya ketika diberhentikan dari pekerjaan tersebut karena belum mengungkap semua keburukan yang ditemui di Bosnia. Akan tetapi, melalui bantuan rekannya, Peter, ia berhasil mengambil semua berkas pelanggaran yang dilakukan oleh oknum PBB. Kathryn kemudian melaporkan kejadian ini ke BBC agar semua dunia tahu bahwa pelaku women trafficking terbesar adalah PBB itu sendiri.
Salah satu penting dalam usaha yang dilakukan oleh Kathryn adalah kehadiran Madeleine Resss yang diperankan oleh Vanessa Redgrave. Ia tampil sebagai pakar gender untuk kantor demisioner Tinggi Hak Asasi Manusia. Ia perempuan yang baik dan tegas serta bertanggung jawab. Dalam upaya mengungkap kejahatan yang dilakukan oleh PBB, ia membantu Kathryn dengan cara mengekspos pelanggaran HAM yang dilakukan oleh oknun PBB. Lika-liku dalam perjalanan untuk mengungkap kasus yang cukup pelik digambarkan dalam film ini. Pelanggaran yang sangat tidak manusiawi disorot dengan ketidakadilan gender yang cukup timpang.
Gadis-Gadis di Bosnia, seperti halnya Raya, Rayisa, Luba, Christina, Raluca, Bianca, Sabrina, dll. dipaksa melakukan hubungan seksual dengan para pelanggan, termasuk oknum PBB. Mereka mengalami kekerasan domenstik dan diperdagangkan secara paksa. Para perempuan itu dilecehkan dan direndahkan. Gadis lugu tanpa dos aitu merasakan pahit dalam fase kehidupan yang seharusnya mendapatkan pendidikan, mendapatkan kebebasan dalam hidupnya.
Ada pula yang dipukul, ditelanjangi dan diperkosa apabila tidak mau melayani berhubungan seks. Laki-laki berbahaya tersebut digambarkan melalui sosok yang bernama Ivan, salah satu mucikari di tempat perdagangan wanita. Ia melakukan kekerasan seksual kepada para perempuan yang menolak untuk berhubungan seksual. Tidak hanya itu, pelaku lainnya adalah oknum The International Police Tas Force (IPTF) dan utusan internasional dan politisi PBB yang membeli gadis-gadis illegal sebagai pelayan dan pemuas nafsu.
Kita bisa membayangkan bagaimana tantangan Kathryn dalam mengungkap kejahatan struktural ini dengan penuh perjuangan. Apalagi ia sebagai makhluk minoritas yang bekerja di tengah-tengah sosok laki-laki pelaku kekerasan seksual. Seringkali, ia justru yang mengalami kekerasan dan mendapatkan tekanan supaya kejahatan tersebut tidak terungkap.