Peringatan hari perdamaian dunia dirayakan setelah Majelis Umum PBB mengeluarkan keputusan melalui Resolusi Nomor 55/282 pada tahun 1991. Dalam keputusan tersebut, tanggal 21 September ditetapkan sebagai hari perdamaian dunia Internasional. Hal itu dilakukan karena berbagai negara, militer, kelompok politik dan masyarakat sudah terlebih dahulu mempertahanakan hari perdamaian internasioanl itu sejak 1982 sebagai upaya untuk mengakhiri perang dan kekerasan di berbagai negara ataupun antar negara.
Kemudian tujuan peringatan hari perdamaian dunia berkembang tiap tahunnya. Pada awalnya tujuan PBB memperingati hari perdamaian dunia adalah untuk memperkuat cita- cita perdamaian diantara bangsa-bangsa diseluruh dunia. Kemudian pada tahun 2013, PBB mendedikasikan hari perdamaian dunia untuk Pendidikan perdamaian dan sebagai sarana pencegahan untuk mengurangi peperangan berkelanjutan.
Tentu tujuan itu tidak akan bisa terlaksana dengan sendirinya sehingga dibutuhkan kerja kolektif dan kesadaran bersolidaritas yang tinggi sebagaimana kata mantan Direktur Jendral UNESCO, Irina Bokova. Menurutnya, Hambatan perdamaian itu rumit dan curam, tidak ada negara yang bisa menyelesaikannya sendirian.
Bahkan menurutnya, untuk itu diperlukan bentuk baru solidaritas dan aksi bersama, dimulai sedini mungkin. Dan untuk mempertahankan perdamaian, kita harus membangunnya setiap hari, di setiap masyarakat, dengan setiap wanita dan pria, dengan bekerja bersama menuju masa depan bersama yang lebih baik untuk semua. Di Indonesia, salah satu tokoh yang fokus dalam menyebarakan perdamaian adalah Gus Dur. Wacana perdamaian ini sebenarnya telah dilakukan Gus Dur bertahun-tahun lalu saat menjabat sebagai presiden Republik Indonesia. Gus Dur membantu melayani negara-negara multi-etnis yang sangat terjerat oleh diskriminasi etnis, intoleransi agama, dan ketidakstabilan sosial pada saat itu.
Sehingga secara tidak langsung juga turut serta dalam menyembuhkan ketakutan dan trauma yang disebabkan oleh konflik. Baik konflik etnis berskala besar hingga memulihkan reputasi Indonesia di mata dunia dengan mereformasi kebijakan ekonomi. Begitu juga dengan budaya Indonesia. Karena melakukan aksi yang mengarah pada nilai perdamaian tersebut, maka tidak heran jika Gus Dur mendapatkan penghargaan Zhenge International
Dengan semangat toleransi, cinta dan kedamaian, Gus Dur memainkan peran penting dalam gerakan persamaan hak di Indonesia. Bahkan ketika menjabat sebagai Presiden, Gus Dur mengahapus istilah pribumi dan non pribumi yang bias akan diskriminasi dan mengeluarkan kebijakan berupa Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2000, yang mencabut Inpres Nomor 14 Tahun 1967, sehingga komunitas Tionghoa bebas menjalankan kebudayaannya dan merayakan kemeriahan hari rayanya.
Adapun alasan Gus Dur melakukan itu karena bagi GusDur. GusDur menyakini jika hal yang sama jangan dibeda-bedakan, yang beda jangan disama-samakan. Keadaan ini merupakan pesan penting sebagai landasan untuk mempromosikan toleransi dan perdamaian di Indonesia. Dikancah dunia, Gus Dur terkedanl sebagai sosok yang menjunjung tinggi nilai pluralisme dan multikulturalisme. Hal itu terlihat dari berbagai aktivitasnya dalam mempromosikan toleransi dan perdamaian. Salah satu bentuknya adalah ikut mempelopori perdamaian antara Irak dan Amerika. Gus Dur meminta agar penyelesaian damai antara Irak dan Amerika, dikaitkan langsung dengan upaya perdamaian antara Israel dan Palestina.
Dengan demikian, baik Israel maupun seluruh bangsa-bangsa Arab akan berkepentingan untuk menjaga perdamaian tersebut. Bagi Gus Dur, itu adalah persyaratan sangat penting, karena hanya dengan cara demikianlah sebuah perdamaian abadi dapat ditegakkan di kawasan Timur-Tengah. Menurut Gus Dur, perundingan adalah cara penyelesaian terbaik manakala terdapat kepentingan yang saling bertabrakan atau tidak menguntungkan di antara kedua belah pihak, sehingga tidak pecah permusuhan dan mencegah peperangan saat itu. Tak hanya itu, Gus Dur juga mengajarkan kepada kita bagaimana sikap seharusnya seorang pemimpin yang senantiasa membangun perdamaian di antara semua golongan.
Bahkan beliau rela untuk mundur dari kursi presiden, agar tidak ada pertumpahan darah di Indonesia ini. Beliau memang teladan untuk kita semua, apa yang telah diwariskan kepada kita sudah seharusnya kita lanjutkan dengan membangun pesan damai dan menjunjung tinggi harkat martabat dan kemanusiaan tidak hanya di Indonesia, namun juga di dunia Internasional.
Selain itu juga, Gus Dur mengajarkan kepada kita untuk selalu konsisten dalam memperjuangkan kesetaraan dan mengedepankan sikap toleransi sehingga tercipta kerukunan antarumat beragama. Hal itu sesuai dengan visi perjuangan hidupnya yaitu menciptakan perdamaian dan keberagaman bangsa Indonesia. Bagi Gus Dur, perdamaian tidak akan tercipta tanpa keadilan yang tercermin dari pemerataan pembangunan ekobomi dan sosial. Hak setiap orang untuk mendapatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia tanpa memandang suku, ras dan agama tertentu.
Perdamaian harus berifat aktif dan dinamis. Walaupun Gus dur sudah lama pergi, namun nilai-nilai kemanusiaannya yang lahir dari pesan damai selalu hadir dari berbagai macam cara dan bentuk serta rupa. Tinggal tugas kita untuk menanam, memupuk, memelihara dan mengembangkan serta mengekalkan prinsip- prinsip perdamaian yang telah Gus Dur ajarkan, agar generasi kita selanjutnya dapat menuai hasil apa yang telah kita lakukan untuk dunia ini.