Pemikiran Nyai Badriyah Fayumi di bidang kesetaraan gender sudah tidak diragukan lagi. Diberbagai kegiatan, beliau selalu mengkampanyekan Islam yang mengedepankan nilai kemanusiaan bagi laki-laki maupun perempuan. Di beberapa tulisan beliau, nilai-nilai kemanusiaan sebagai dasar utama misi Islam menjadi ciri khas kajiannya.
Begitupula dengan misi yang diusung oleh pesantren yang diasuh oleh Nyai Badriyah Fayumi. Sistem pendidikan yang terintegrasi kader ulama, pemimpin berakhlak Qurani dan berwawasan kebangsaan menjadi konsep pendidikannya. Untuk merealisasikan konsep tersebut, maka para calon ulama dibekali dengan pemahaman kesetaraan gender di pesantren Mahasina Pondok Gede Bekasi.
Pendekatan kesetaraan gender digunakan karena sesuai dengan misi Islam Rahmatan Lilalamin. Pada dasarnya Islam membawa misi kemanusiaan dan rahmat untuk semuanya baik laki-laki maupun perempuan. Oleh karena itu, para calon ulama harus dibekali dengan nilai tersebut. Diintegrasikan dengan akhlak Qurani dan wawasan kebangsaan.
Lantas bagaimana nilai kesetaraan gender terinternalisasi pada diri Nyai Badriyah Fayumi? Berikut ulasannya.
Latar Belakang Pendidikan dan Aktifisme
Nyai Badriyah Fayumi lahir di Pati, 5 Agustus 1971. Lahir dari orang tua KH Ahmad Fayumi Munji dan Nyai Hj Yuhanidz Fayumi. KH Ahmad Fayumi Munji berprofesi sebagai hakim di Pengadilan Agama. Dari beliaulah, Nyai Badriyah Fayumi sering mendengarkan kisah-kisah tentang ketidakdilan pembagian peran dalam rumah tangga menjadi penyebab tingginya angka perceraian.
Kisah-kisah tersebut bertentangan dengan konsep pembagian peran dalam rumah tangga KH Ahmad Fayumi Munji dan Nyai Hj Yuhanidz Fayumi. Nyai Hj Yuhanidz Fayumi aktif di kegiatan Muslimat bahkan tercatat sempat menjabat sebagai ketua MUslimat NU cabang Pati. KH Ahmad Fayumi Munji juga mendirikan pesantren Raudlatul Ulum Pati. KH Ahmad Fayumi Munji dan Nyai Hj Yuhanidz Fayumi mengelola pesantren Raudlatul Ulum secara berama-sama.
Dasar-dasar pemahaman agama, didapatkan Nyai Badriyah Fayumi melalui kedua orangtuanya. Pendidikan tingkat SD ditempuh di SDN Sekarjalak I hingga dan MI Mathaliul Falah Kajen. Pendidikan di Matholiul Falah ditempuh selama 12 tahun, dari tingkat SD hingga madrasah aliyah. Di pesantren inipulalah, Nyai Badriyah Fayumi mulai aktif dalam kegiatan organisasi hingga terpilih menjadi ketua OSIS Putri (Hismawati), dan mendirikan bulletin Ukhuwwah yang masih eksis hingga saat ini.
Pendidikan tinggi setara S1 beliau dapatkan di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (sekarang UIN). Tak hanya aktif di bidang akademik, Nyai Badriyah Fayumi juga aktif di berbagai kegiatan ekstra dan intra kampus. Salah satunya menjadi pelopor ikatan Mahasiswa Tafsir Hadits, dan menjadi ketua Korps PMII Putri Ciputat. Pada tahun 1988-1996, beliau menjabat sebagai ketua bidang pendidikan di PP IPPNU, dan pada 2000-2010 menjabat di bidang advokasi PP Fatayat di periode pertama dan bidang dakwah di periode kedua. Hingga pada 2015-2020 menjabat sebagai wakil ketua LKK PBNU.
Pada tahun 1998, Nyai Badriyah Fayumi lulus dari program S1 Mu’adalah Universitas al-Azhar Kairo Mesir pada jurusan yang sama yaitu tafsir. Pada tahun 2004 Nyai Badriyah Fayumi melanjutkan studi di S2 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Bersamaan dengan studi magisternya, Nyai Badriyah Fayumi terlibat aktif dalam berbagai forum dan kajian. Seperti Fahmina, Forum Kajian Kitab Kuning (FK3), Puan Amal Hayati, dan lain sebagainya. Selian itu, pada tahun 1999-2001 mendampingi Ibu Sinta Nuriyah sebagai staf ahli.
Nama Nyai Badriyah Fayumi dan gagasannya tentang kesetaraan gender dan nilai kemanusiaan semakin digaungkan saat beliau menjadi narasumber Kuliah Shubuh TPI. Beliau juga banyak menuliskan gagasannya lewat majalah Noor, majalah Gaya Hidup Muslimah, dan menjabat sebagai redaktur ahlik semenjak 2003 hingga 2017.
Pada tahun 2004-2009, Nyai Badriyah Fayumi terpilih menjadi anggota DPR dapil Jawa Tengah III dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Kebangkitan politik setelah dibukanya kran reformasi pasca 1998 berdampak besar bagi perjuangan politik pesantren saat itu. Beliau juga menjadi pengurus pada DPP PKB dan menjabat sebagai Wakil Sekretaris Dewan Syuro pada 2005-2010. Kiprah Nyai Badriyah Fayumi semakin diakui setelah beliau didapuk menjadi ketua Pergerakan Perempuan Kebangkitan Bangsa pada 2007hingga 2009.
Setelah menyelesaikan masa bakti di DPR, Nyai Badriyah Fayumi menjabat sebagai komisioner Komisi Perlindungan Anak (KPAI) pada 2010-2012 dan menjadi ketua ketua komisioner Komisi Perlindungan Anak (KPAI) pada 2012-2014. Pada 2014-2017, Nyai Badriyah Fayumi tergabung dalam Badan Wakaf Indonesia sebagai wakil sekretaris. Dan pada 2015 Nyai Badriyah Fayumi mendapat amanah untuk memimpin Alimat.
Demikianlah informasi mengenai latar belakang pendidikan dan juga aktifisme yang dijalani oleh Nyai Badriyah Fayumi selama ini. Perjalanan panjang inipulalah yang membentuk Nyai Badriyah Fayumi sebagai sosok ulama perempuan yang aktif menyuarakan kesetaraan gender