Saturday, July 27, 2024
spot_img
HomeBukuMaryam, Cerita Perempuan Minoritas

Maryam, Cerita Perempuan Minoritas

Judul                 : Maryam

Penulis             : Okky Madasari

Penerbit           : Gramedia Pustaka Utama

Halaman          : 200

Novel ini menyajikan cerita yang menarik. Bercerita tentang Maryam, si cantik, cerdas, dan berani, serta sulitnya hidup sebagai seorang Ahmadiyah. Maryam tinggal di Lombok. Singkat cerita, Maryam diterima kuliah di Surabaya. Di sana, ia tinggal bersama pasangan Ahmadiyah, teman ayahnya. Kegiatan kaum Ahmadiyah di Surabaya tak jauh beda dengan Ahmadiyah di Lombok. Shalat di masjid tertentu, pengajian rutin sekali seminggu. Semua dilakukan Maryam sepenuh hati. Apalagi ketika ia kenal dengan Gamal, lelaki Ahmadi yang selalu ia temui di pengajian. Ia jatuh cinta pada Gamal.

Akan tetapi, Maryam patah hati ketika mendengar kabar Gamal kabur dan menganggap Ahmadiyah sebagai aliran sesat. Hatinya hancur. Ia pun menata kembali hatinya hingga ia lulus kuliah dan diterima kerja di Jakarta. Di Jakarta, ia bertemu Alam. Pria itu mampu membuatnya melupakan kenangan tentang Gamal. Ia pun berhubungan dengannya. Hari berganti hari, mereka memutuskan menikah. Tapi niat itu tak berjalan mulus. Ibu Alam tidak setuju bila Maryam masih menjadi Ahmadiyah. Pun dengan orang tua Maryam yang hanya ingin menantunya berasal dari orang Ahmadiyah. Karena Maryam tak mau kehilangan lelaki yang dicintai untuk yang kedua kalinya, ia pun memilih meninggalkan orang tuanya dan menjadi Islam seperti mayoritas orang.

Menikah dengan Alam, tak membuat Maryam bahagia begitu saja. Ia selalu mendapat tekanan dari mertuanya dan juga tuduhan yang sering melukai hatinya. Suaminya bahkan tak memihak padanya. Ia pun memutuskan bercerai. Selepas cerai, ia kembali ke Lombok. Ia rindu dengan orang tuanya. Namun saat kembali ke Lombok, ia malah menemukan kenyataan yang membuatnya tertohok. Ia menyesal dan bersalah pada kedua orang tuanya.

Orang tua dan seluruh umat Ahmadiyah di Lombok telah mendapatkan perlakuan yang tidak manusiawi. Diusir, dikucilkan, dan dianggap najis yang patut dimusnahkan. Novel ini merupakan gambaran nyata betapa tak berdayanya kaum minoritas. Hukum tak mampu membela mereka. Bahkan ketika hak mereka direnggut, nyawa mereka dicabut. Pemerintah seolah hanya mampu melihat, tak kuasa membendung keinginan dari kaum mayoritas. Pemerintah tidak mampu memberikan solusi yang menguntungkan kedua belah pihak dan terkesan tak peduli dengan keadaan si minoritas.

Melalui buku ini, kamu lebih bisa mengetahui bagaimana hidup menjadi minoritas. Tak peduli sebaik apapun kita, bila menjadi minoritas semua seakan dipersulit. Bahkan perkara pokok sebagai manusia, seperti tempat tinggal dan makan. Dalam buku ini diceritakan jika, Maryam telah bersosialisasi, dan beramah tamah dengan tetangga. Akan tetapi, Maryam dan keluarganya tetap dianggap sesat. Ditambah dengan adanya provokator, kehidupan mereka jadi tak tentram.

Novel ini sangat relevan dengan kehidupan berbangsa di Indonesia. Semua masalah yang dikemukakan memang secara nyata terjadi. Meskipun dengan subyek dan obyek yang berbeda. Diceritakan secara apik, dengan bahasa yang ringan dan mudah diikuti. Kita diajak untuk tidak mendiskriminasi kelompok Ahmadiyah. Penulis juga mencoba membagikan pengalaman-pengalaman sebagai kelompok minoritas di Indonesia.

Selain itu, dalam novel ini kita diajak untuk melihat keadaan yang lebih detail. Di mana perempuan sangat rentan akan konflik. Perempuan mendapatkan diskriminasi ganda, hal ini digambarkan secara apik oleh penulis melalui tokoh Maryam. Maryam mengalami konflik sebagai anak perempuan, istri dan menantu perempuan.

Tia Istianah
Tia Istianah
Content Creator
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here


- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments