Buku The Last Girl: My Story of Captivity, and My Fight Against the Islamic State ini ditulis oleh Nadia Murad untuk mengabarkan kepada dunia kekejaman ISIS dalam memperlakukan tawanan perangnya, termasuk para gadis yang diangkut paksa dari desa-desa yang ditaklukkannya. Dalam buku ini, Nadia menceritakan pengalaman dijadikan budak seks oleh ISIS.
Ia diperkosa, ditawan dan disiksa bersama gadis-gadis lainnya yang dianggap infidel atau kafir. Mereka dipaksa berganti agama dan dinikahkan secara paksa. Nadia adalah perempuan yang berhasil melarikan diri dari rumah tuannya. Buku setebal 306 halaman ini, ditulis dengan sangat ringan dan mudah dicerna.
Pengalaman trauma dan keberhasilan Nadia melarikan diri dari ISIS membuat dia menerima Nobel Peace Prize. Bersama dengan organisasi Yazda yaitu organisasi pembela hak-hak Yazidi yang juga sedang menyiapkan pengaduan ISIS ke Mahkamah Internasional sebagai pelaku genosida dan kejahatan kemanusiaan.
Sumber: Tulisan Ruby Kholifah di womenandpeaceinindonesia.blogspot.com berjudul “The Last Girl: Dimana Agama Tanpa Kemanusiaan”