Saturday, July 27, 2024
spot_img
HomeFilmBadru: Perempuan yang Melawan KDRT dalam Film Darlings

Badru: Perempuan yang Melawan KDRT dalam Film Darlings

Sungguh menyayat hati ketika memiliki suami yang setiap malam bersama, dengan tega memukul, menampar dan melakukan kekerasan terhadap istrinya. Malang nian nasib si perempuan, ketika semuanya dikalahkan oleh cinta. Setiap kali kekerasan terjadi, disaat itu pula, permintaan maaf dilakukan oleh sang suami. Kejadian itu terus berulang-ulang, dan menyebabkan hubungan yang red flag tercipta. Seperti itulah catatan kecil yang cukup buruk ketika menggambarkan kekerasan dalam rumah tangga, namun masih dianggap tabu oleh semua kelompok masyarakat. Hal tersebut digambar dalam film Darlings. 

Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terus menjadi masalah yang menghantui. Sebuah film yang disutradai oleh Jasmet K. Reen, dengan judul, “Darlings” menyorot tentang hubungan toksik pasangan baru, antara Badru (Alia Bhat) dan Hamza (Vijay Varma). Keduanya menikah dengan sebuah pertemuan yang berawal dari media sosial, kemudian berakhir dengan pernikahan yang sangat mengesankan. Kisah itu ditampilkan dalam sebuah drama komedi yang ciamik untuk ditonton. 

Keluarga kecil itu nyatanya sama sekali tidak menampilkan kebahagiaan. Justru tragedi yang selalu terjadi pada setiap hari adalah, kekerasan yang dilakukan oleh Hamza kepada Badru. Mengetahui kekejaman itu, sang ibu, Shamsu (Shefali Shah) adalah perempuan yang sangat support kepada anaknya untuk keluar dari hubungan berbahaya itu. Ia menjadi salah satu tokoh yang cukup mewakili kegelisahan dirinya, dengan memberikan ruang luas untuk bercerita dan hadir ketika dirinya butuh.

Ibunya selalu membantu upaya yang dilakukan oleh Badru untuk melawan kekerasan yang dialaminya. Keduanya dibantu oleh temannya, Zulfi (Roshan Mathew). Di tengah cerita, Hamza kemudian masuk ke penjara dan berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Waktu terus berjalan dengan sikap manis Hamza menjadi suami normal pada umumnya. Apalagi ketika mengetahui Badru Hamil, kehidupan keluarga kecil itu diliputi oleh kebahagiaan setiap hari. Keduanya mempersiapkan kelahiran anak pertama. Mulai dari menyiapkan tempat tidur, hingga membuatkan baju dari rajutan. 

Namun, sikap tempramen nyatanya belum hilang dari diri Hamza. Hal ini terbukti ketika ia mengira bahwa Zulfi, selingkuh dengan Badru. Amarahnya meningkat dan mengira bahwa, keduanya adalah berselingkuh dan anak yang di dalam kandungan itu bukanlah anaknya. Apa yang dilakukan oleh Hamza? ia menyiksa Badru, bahkan mendorongnya ke tangga, sehingga menyebabkan Badru keguguran. 

Setelah peristiwa itu, Badru tampil sebagai perempuan yang memiliki melawan kekerasan yang dialaminya. Dibantu oleh ibunya dan Zulfi, ia melakukan banyak cara untuk membalas perbuatan suaminya. Upayanya sangat beragam, mulai dari memberikan pil tidur, hingga mengurung Hamza. Mereka melakukan cara tersebut dengan sangat cantik untuk membalas dendamnya kepada Hamza. Puncaknya ketika, mereka ingin membunuh Hamza di rel kereta api. 

Keputusan itu diurungkan oleh Badru karena, menurutnya kejahatan tidak perlu dibalas dengan kejahatan. Baginya, cara untuk membalas dendam kepada suaminya bukan dengan membunuhnya, melainkan dengan membuatnya sadar bahwa, perilaku suaminya selama ini sangat tidak manusiawi dan menyakiti orang terdekatnya. Sikap Badru pada awalnya, sangat denial untuk mengakui kejahatan suaminya. Namun, atas dorongan ibunya dan Zulfi, ia tampil sebagai orang yang secara sadar bahwa selama ini, suami yang sangat dicintainya adalah orang jahat. 

Badru bisa jadi menjelma sebagai tetangga, salah satu anggota keluarga kita, bahkan diri kita sendiri sebagai perempuan, yang tidak mampu untuk mengakui bahwa orang terdekat, seperti suami, sosok yang sangat kita cintai adalah pelaku kekerasan dan kejahatan. Kita masih denial dengan kejahatan karena menganggap bahwa, cinta diatas segalanya, sekalipun merasakan sakit yang bertubi-tubi. Perlu dorongan dari luar dan dukungan terdekat, untuk menyadarkan perempuan agar mengaku menjadi korban kejahatan. Perilaku kekerasan dalam rumah tangga, tidak berbanding lurus dengan perasaan suka dan sayang kepada istrinya. Seseorang bisa melakukan kekerasan kepada pasangannya, dengan banyak motif, terutama motif rasa sayang dalam sebuah hubungan yang terjalin.

 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here


- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments