Rasa Kepemilikan yang Kuat dari Masyarakat terhadap Rakom
Akhmad selaku Ketua Bidang Media dan Networking JRKI mengisahkan bahwa masyarakat sangat antusias saat mendirikan rakom. Masyarakat bergotong royong membangun rakom dan mendonasikan berbagai hal seperti bambu, bilik dan lainnya. Jangan bayangkan studionya memiliki pendingin udara. Mungkin ada beberapa yang bangunannya sudah bagus, tetapi kebanyakan rakom bangunannya sederhana.
Di Indramayu, ada seorang warga yang berjualan gas. Sebagai bentuk partisipasi dan swadaya masyarakat, setiap satu tabung gas yang terjual, warga tersebut mendonasikan Rp 1,- untuk keberlangsungan radio komunitas. Selain itu, karena merasa sebagai pemilik radio komunitas, jika terjadi kerusakan, masyarakat tanpa diminta langsung berinisiatif untuk iuran dan memperbaiki kerusakan tersebut.
Mulai dari Banyak Pelanggan hingga Penghargaan Internasional
Tidak hanya itu, Akhmad pernah mendampingi sebuah rakom di Arjawinangun, penyiar rakomnya adalah seorang tukang becak. Awalnya beliau tidak percaya diri karena merasa tidak bisa bahasa gaul seperti penyiar radio pada umumnya, tetapi justru itulah kekhasan dari rakom. Bahkan tukang becak tersebut sangat senang dapat mengoperasikan komputer walau hanya mengklik enter untuk memutar playlist lagu.
Setelah tukang becak tersebut menjadi penyiar rakom, pelanggan becaknya bertambah karena setiap kali ia siaran, ia selalu mempromosikan jasa antar jemput becaknya. Bahkan dari rakom ini, Akhmad berkesempatan bekerja sama dengan KPPPA untuk mendampingi komisi 8 menggarap kegiatan kesetaraan dan keadilan gender se-Indonesia melalui rakom.
Selain itu, di wilayah lain seperti Klaten penyiar rakom yang masuk ke dalam komunitas Lintas Jaringan Rakom Merapi berkesempatan presentasi di PBB membicarakan tentang mitigasi bencana karena di komunitas tersebut saling berbagi informasi mengenai titik-titik awan panas gejala erupsi gunung berapi yang biasa disebut dengan wedhus gembel.
Selanjutnya rakom Talenta di Lombok NTB juga dipercaya untuk melakukan live streaming secara profesional saat GP Mandalika berlangsung.
Ada lagi rakom di Tasikmalaya yang memanfaatkan rakom untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya konservasi mata air dan rakom tersebut mendapatkan penghargaan dari Amerika. Kemudian rakom di Indramayu digunakan sebagai advokasi kasus-kasus trafficking. Menjelaskan alur pendaftaran TKI mengingat proses administrasi cenderung kurang dipahami oleh masyarakat setempat.
Keterkaitan Rakom dengan WPSÂ
Rakom sendiri sangat erat kaitannya dengan isu Women, Peace, and Security (WPS). Memang belum ada data disagregasi gender tetapi partisipasi pendengar dan program didominasi oleh perempuan. Selain itu, meskipun belum ada data tentang berapa persen penyiar/pengelola rakom perempuan, tetapi tidak sedikit rakom dikelola oleh perempuan.
Selain itu, penyiar rakom yang banyak digemari oleh masyarakat adalah penyiar perempuan karena pembawaan dan cara penyampaiannya saat siaran mudah diterima oleh masyarakat serta memiliki emosional yang lebih erat dengan masyarakat dan lingkungan sekitar. Sehingga jangkauan penerimaannya pun lebih luas.
Selain itu, terkait kepemimpinan di rakom, perempuan juga memiliki andil. Memang tidak semua rakom dipimpin oleh perempuan seperti halnya penuturan Indah rekan Akhmad di rakom yang mengelola rakom di Banyuwangi.
Menurut Indah, kepemimpinan rakom di Banyuwangi dipengaruhi oleh minat anggota rakom itu sendiri. Seperti Indah yang sudah bergabung di rakom sejak 2005 menjadi reporter dan jurnalis. Kemudian saat ini menjadi Pimred meskipun tidak mengetuai rakom tersebut tetapi Indah sebagai perempuan pengelola rakom memiliki andil dalam hal kepemimpinan. Terkadang keterlibatan perempuan ini juga terkendala karena tidak tersedianya sumber daya manusia untuk mengelola rakom.
Dalam pengambilan keputusan, rakom mendorong partisipasi perempuan. Misal Rakom Planet di Banyuwangi, yang mana jika ada pengurus rakom yang pasangannya juga masuk di dalam kepengurusan, pengurus rakom tersebut baik suami maupun istri terlibat dalam pengambilan keputusan. Seperti Indah dan juga suaminya yang merupakan pengelola dari rakom di Banyuwangi.
Tantangan dalam Mengelola Rakom
Meski banyak hal menarik dalam mengelola rakom, namun Akhmad juga menyadari bahwa banyak tantangan di dalamnya. Misal penyiar rakom, harus bisa membahasakan ulang dengan bahasa daerah terkait informasi maupun modul-modul yang didapat terkait suatu isu, agar bisa lebih mudah dimengerti oleh warga dan pendengar. Meski belum ada sistem monitoring, namun menurut Akhmad, ketika banyak pendengar yang merespon atau bertanya ke rakom terkait isu yang disampaikan, maka hal tersebut menandakan penyampaian isu tersebut cukup efektif.
Selain itu, untuk menunjang keberadaan rakom dalam dunia pendidikan khususnya di bidang media, rakom sendiri belum ada kolaborasi riset, hanya saja ada beberapa mahasiswa yang menggunakan aktivitas rakom dalam pendampingan buruh migran sebagai bahan skripsi.
Namun Akhmad optimis, bersama rakom masyarakat akar rumput akan semakin memahami pentingnya mempelajari isu-isu berbasis gender maupun isu lainnya.