Saturday, July 27, 2024
spot_img
HomeOpiniTernyata Ini Penyebab Penduduk Makkah Mengusir Nabi Muhammad

Ternyata Ini Penyebab Penduduk Makkah Mengusir Nabi Muhammad

Salah satu isu yang dikaji dalam sejarah bangsa Arab di Makkah adalah diusirnya Nabi Muhammad dan muslim dari Makkah. Padahal Makkah adalah tanah kelahiran Nabi Muhammad (571 M) dan keturunan beliau. Ketidakberdayaan muslim dalam menghalau tekanan dari kafir Quroisy di Makkah menjadikan jalan hijrah sebagai satu-satunya solusi yang bisa dilakukan saat itu. 

Mayoritas sejarawan menyatakan bahwa pengusiran tersebut lantaran penduduk Makkah membenci agama Islam. Ahmad Syalabi sebagaimana dikutib oleh Taufiqurrahman dalam bukunya Sejarah Peradaban Islam menyampaikan berbagai analisis tentang alasan kenapa penduduk Makkah mengusir nabi Muhammad. Tak semata-mata karena tidak senang dengan Islam, namun ada berbagai faktor yang melandasi peristiwa pengusiran tersebut.

Pertama, faktor politik

Sistem perpolitikan di Makkah saat itu dibagi menjadi dua kekuasaan. Suku Jurhum dari Bani Abd Syam diberi wewenang untuk memegang otoritas politik, dan Bani Hasyim diberi wewenang untuk mengurus keagamaan utamanya Ka’bah. 

Baik Abd Syam (Umayyah) maupun Hasyim (Bani Mutholib) lahir dari keturunan yang sama yaitu dari Abdul Manaf.  Kehadiran Nabi Muhammad sebagai keturunan Bani Hasyim di tanah Makkah dikhawatirkan akan menggeser kekuasaan politik yang saat itu dikuasai Abd Syam. Karena penguasa politik saat itu memiliki strata sosial yang lebih tinggi dibanding dengan pengurus otoritas keagamaan. 

Keturunan Abd Syam menganggap kehadiran Nabi Muhammad dengan agama barunya akan memunculkan persaingan pengaruh, maka keturunan Abd Syam tidak bersedia tunduk dengan perintah Nabi Muhammad. 

Kedua, faktor sosial

Nilai yang diusung oleh agama Islam adalah kemanusiaan dan kesetaraan baik bagi laki-laki maupun perempuan. Padahal sebelumnya, bangsa Makkah memperlakukan perempuan sebagai kasta kedua dan bahkan dianggap sebagai benda yang bisa diwariskan. 

Nilai kemanusiaan yang diusung oleh Nabi Muhammad tentunya mengganggu mereka yang lahir dari kasta tinggi. Karena nilai kesetaraan yang diusung akan menyetarakan posisi mereka sejajar dengan budak dan perempuan. Padahal mereka yang lahir dari kasta tinggi sudah terbiasa memperlakukan seseorang berdasarkan strata dan kasta. Hal inilah yang menjadi alasan juga kenapa kabilah ternama di Makkah mendominasi penolakan atas dakwah Nabi Muhammad.

Ketiga, faktor Agama

Bangsa Arab meyakini bahwa hidup adalah kekuasan dan dan pengaruh. Maka hidup bagi mereka adalah sebuah perjalanan untuk menggapai kasta tertinggi dalam kesukuan dan memberikan pengaruh terkuat bagi masyarakat di sekitarnya. Kekuasaan dan pengaruh tersebut bisa didapat dengan berbagai cara, termasuk dengan cara-cara yang tidak manusiawi.

Sedangkan agama Islam mengajarkan kehidupan setelah kematian sehingga menganjurkan seluruh manusia yang lahir dari kasta apapun harus berbuat kebaikan di dunia. Karena kehidupan yang kekal ada di akhirat dan ditentukan berdasarkan kebaikan apa yang dilakukan di dunia. Ketakutan akan ajaran kehidupan setelah kematian inilah yang menjadi salah satu faktor kenapa ajaran Nabi Muhammad tidak diterima di Makkah.

Keempat, faktor ekonomi

Semenjak agama berhala masuk ke Makkah melalui Amr bin Luhay, pemahat patung menjadi salah satu mata pencaharian yang menjanjikan di Makkah. Hal ini lantaran tingkat keagamaan mereka diukur dari seberapa bagus dan indah patung yang mereka miliki untuk disembah.

Para pemahatpun saling bersaing untuk menciptakan patung terbaik dan termahal untuk dijual. Kehadiran agama Islam dengan misi tauhid berpotensi untuk mengancam perekonomian para pemahat patung. Atas dasar itulah, mayoritas kelompok yang menolak agama Islam berasal dari pemahat yang merasa perekonomiannya terancam.

Kelima, faktor tradisi

Bangsa Arab memiliki fanatisme kesukuan yang tinggi. Dalam sistem sosial, mereka memiliki prinsip fanatisme rasial. Sikap fanatik ini muncul karena kondisi geografis dan ekonomi bangsa Arab yang menghendaki mereka saling bersatu demi mempertahankan hidup dan kekuasaan. 

Sikap ini juga muncul dalam hal tradisi yang selama ini mereka yakini. Adanya fanatisme ini berdampak pada taklid buta tanpa melihat apakah tradisi tersebut membawa dampak positif ataukah negatif. Ketika mereka sudah berpegang teguh pada tradisi nenek moyang, maka mereka akan terus berpegang teguh pada tradisi tersebut. 

Adapun tradisi yang dibawa Nabi Muhammad dianggap dapat merusak eksistensi dari tradisi yabg telah diyakini tersebut. Perubahan tradisi adalah sebuah penghinaan bagi bangsa Arab. Karena menandakan ketidaksanggupan suatu generasi dalam mempertahankan tradisi dari para pendahulunya.

Demikianlah penjelasan mengenai alasan kenapa masyarakat Makkah menolak kehadiran Nabi Muhammad. Tidak hanya melulu soal ketidaksukaan terhadap ajaran agama Islam, ternyata ada berbagai faktro yang melatarbelakangi sifat tersebut. Antara lain faktor politik, sosial, ekonomi, tradisi, dan agama.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here


- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments