Thursday, December 12, 2024
spot_img
HomeRadio Komunitas: Upaya Literasi Media Mengolah Informasi untuk Masyarakat Akar Rumput

Radio Komunitas: Upaya Literasi Media Mengolah Informasi untuk Masyarakat Akar Rumput

Apakah teman-teman pernah bepergian ke luar kota sambil mendengarkan radio dan tiba-tiba bertemu dengan stasiun radio dengan bahasa daerah? Jika pernah, berarti di daerah tersebut memiliki radio komunitas (rakom). Media non profit yang digunakan masyarakat akar rumput untuk berkomunikasi.

Dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat mengingat akses rakom dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara setara karena berkembang atau tidaknya radio komunitas bergantung pada komunitas mengelola radio bukan sebaliknya. Bahkan jam siaran dan daftar kegiatan siaran rakom berhak didiskusikan bersama-sama oleh masyarakat.

Jika radio swasta dapat melakukan siaran 24 jam, berbeda dengan rakom. Biasanya untuk menentukan hal ini, masyarakat perlu melihat aktivitas sehari-hari masyarakat setempat. Misal di desa tersebut mayoritas petani yang waktu senggangnya berada di waktu Maghrib, maka masyarakat akan menyiarkan rakom di waktu tersebut agar ketika rakom sedang beraktivitas masyarakat dapat benar-benar mendengarkannya.

Setiap tahunnya rakom harus membayar nilai yang setara dengan radio swasta. Meski begitu lingkup daya pancarnya tidaklah besar mungkin sekitar 50 watt yang mencakup sekitar satu desa atau satu kecamatan. Saat ini di Indonesia tersebar 400-500 rakom di 20 provinsi.

“Sebetulnya Rakom sama seperti radio fm pada umumnya yang tercatat dalam UU Penyiaran. Ada lembaga penyiaran publik, komersil atau swasta, dan juga komunitas serta lembaga penyiaran berlangganan. Namun rakom harus didirikan oleh masyarakat setempat bukan milik pribadi melainkan ketua atau koordinator. Sehingga saat ingin mengajukan pendirian komunitas harus ada persetujuan dari masyarakat sebagai bukti bahwa masyarakat membutuhkannya.” ungkap Akhmad saat sesi presentasinya.

Ragam Kegiatan Rakom

Akhmad Rofahan selaku salah satu narasumber dalam Talkshow dan Workshop “Aksi dan Kolaborasi Pentahelix: Penguatan Media dan Pers dalam Pencegahan dan Respon Kekerasan Berbasis Gender (KBG) ” yang berlangsung secara hybrid di Santika Premier Hayam Wuruk Jakarta (30/09/24) mengatakan ada tiga aktivitas pada radio komunitas yaitu on air, on line, dan on land.

Rakom yang didampingi oleh Akhmad adalah sebuah Rakom pesantren bernama Best FM yang memiliki beragam kegiatan. Untuk kegiatan on air, kegiatan yang dilaksanakan adalah siaran rutin, hiburan, talkshow, Iklan Layanan Masyarakat (ILM), siaran berjejaring (rekaman atau zoom), dan quiz dengan hadiah-hadiah merchandise yang disenangi oleh masyarakat setempat seperti kaos, tumbler dan sejenisnya.

Contoh kegiatan talkshow, rakom yang didampingi oleh Akhmad memiliki program Rakom SAPA (Sahabat Perempuan dan Anak) yang bekerjasama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) untuk memberikan edukasi terhadap masyarakat, terkait perempuan dan anak melalui Talkshow, Pemutararan ILM dan pemasangan spanduk.

Media spanduk masih sangat berfungsi untuk penyebarluasan informasi di masyarakat setempat. Ketika masyarakat berkunjung ke studio rakom misal saat ada talkshow, masyarakat mengetahui informasi mengenai UU TPKS yang berasal dari spanduk yang dipasang. Tidak hanya dengan KPPPA, rakom yang didampingi oleh Akhmad pernah bekerjasama dengan KPK, PNPM, BKKBN dengan isu-isu terkait seperti sosialisasi kespro maupun anti korupsi.

Kemudian untuk kegiatan ILM biasanya Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI) memiliki script dengan bahasa Indonesia, tetapi saat didistribusikan pada masyarakat, script tersebut diperbolehkan untuk diubah ke bahasa daerah agar masyarakat setempat paham dengan isi ILM yang disampaikan. Bahkan ketika covid, rakom digunakan oleh para pelajar dan guru untuk melakukan pembelajaran jarak jauh.

Rakom juga biasanya mengajarkan masyarakat setempat yang hadir di studio terkait pembuatan ILM. Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat membuat ILM adalah:

  1. Tujuan dari pembuatan konten
  2. Melihat jenis komunitasnya
  3. Penggunaan bahasa yang lumrah digunakan
  4. Mencari padanan kata yang lebih mudah dimengerti
  5. Penerjemahan singkatan
  6. Hindari penggunaan bahasa asing
  7. Durasi maksimal 1 menit.

Sedangkan untuk kegiatan on line, ada tiga kegiatan yang berlangsung yaitu streaming, media sosial dan website. Mengingat streaming membutuhkan biaya yang tidak sedikit, maka masyarakat biasanya melakukan streaming dengan media sosial seperti Facebook.

Namun ini justru menjadi peluang bagi pengelola rakom karena ternyata selain wajah penyiar ditampilkan saat siaran, dengan menggunakan Facebook rakom juga mendapatkan pemasukan dari gift yang diberikan saat siaran langsung yang diberikan oleh audiens yang ternyata merupakan Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

Pada kegiatan on land, biasanya rakom melakukan temu penggemar, rembuk warga, hiburan warga hingga advokasi. Bahkan untuk temu penggemar ini, masyarakat sangat antusias dan militan yang rutin dilaksanakan setiap bulannya. Temu penggemar ini biasanya kegiatannya mulai dari potluck, arisan, hingga dimanfaatkan untuk desiminasi informasi. Keterlibatan masyarakat khususnya perempuan sangat erat saat kegiatan on land rakom.

Bahkan biasanya saat temu penggemar ini, masyarakat melakukan iuran untuk membayarkan pengeluaran listrik rakom mengingat rakom tidak diperbolehkan untuk kegiatan komersil dan juga menambah watt untuk penyebarluasan jangkauan namun setiap tahunnya tetap harus mengeluarkan biaya tahunan yang diberikan untuk negara.

Saat melakukan kegiatan hiburan rakyat, rakom menggunakan media hiburan lokal seperti wayang golek, untuk bisa menyampaikan kampanye-kampanye terkait perempuan dan anak seperti pencegahan kekerasan seksual berbasis gender. Saat ini Akhmad sedang melakukan roadshow di beberapa kota seperti Garut, Solo, dan Banten dengan mengadakan hiburan rakyat berupa bioskop keliling.

Hiburan bioskop keliling tersebut juga disisipkan kegiatan Akademi Digital Lansia untuk mengedukasi 100 lansia di setiap titik rakom agar tidak terpapar hoax terutama pada wilayah-wilayah tertentu menjelang pilkada untuk dapat memahami hoax dan sebagainya.

Kemudian untuk kegiatan advokasi, rakom bekerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat maupun organisasi non profit seperti Jaringan dalam advokasi, WCC Mawar Balqis, Yayasan Fahmina Institute, Bannati, Infest, Pusat Sumber Daya Buruh Migran, Serikat Buruh Migran Indonesia. Jika ada laporan terkait kasus-kasus kekerasan seksual seperti Yayasan Fahmina Institute, Women Crisis Center. Selain itu tidak sedikit masyarakat yang justru melaporkan kasus misal kasus trafficking ke rakom.

Saat itu, Akhmad pernah mendapatkan laporan kasus trafficking di Abu Dhabi dan dari pelaporan tersebut korban dapat dipulangkan. Pelapor saat itu berani melapor karena pernah mendengarkan rakom menyiarkan isu trafficking.

Teknis advokasi yang dilakukan oleh rakom dalam menangani kasus trafficking yaitu dengan melaporkan secara resmi ke kanal pengaduan yang disediakan oleh pemerintah. Selain itu, pengelola rakom juga berjejaring dengan NGO yang berfokus dalam penanganan buruh migran. Sehingga laporan yang diterima oleh rakom dapat tersampaikan dan didorong untuk ditindak lanjuti.

Rasa Kepemilikan yang Kuat dari Masyarakat terhadap Rakom

Akhmad selaku Ketua Bidang Media dan Networking JRKI mengisahkan bahwa masyarakat sangat antusias saat mendirikan rakom. Masyarakat bergotong royong membangun rakom dan mendonasikan berbagai hal seperti bambu, bilik dan lainnya. Jangan bayangkan studionya memiliki pendingin udara. Mungkin ada beberapa yang bangunannya sudah bagus, tetapi kebanyakan rakom bangunannya sederhana.

Di Indramayu, ada seorang warga yang berjualan gas. Sebagai bentuk partisipasi dan swadaya masyarakat, setiap satu tabung gas yang terjual, warga tersebut mendonasikan Rp 1,- untuk keberlangsungan radio komunitas. Selain itu, karena merasa sebagai pemilik radio komunitas, jika terjadi kerusakan, masyarakat tanpa diminta langsung berinisiatif untuk iuran dan memperbaiki kerusakan tersebut.

Mulai dari Banyak Pelanggan hingga Penghargaan Internasional

Tidak hanya itu, Akhmad pernah mendampingi sebuah rakom di Arjawinangun, penyiar rakomnya adalah seorang tukang becak. Awalnya beliau tidak percaya diri karena merasa tidak bisa bahasa gaul seperti penyiar radio pada umumnya, tetapi justru itulah kekhasan dari rakom. Bahkan tukang becak tersebut sangat senang dapat mengoperasikan komputer walau hanya mengklik enter untuk memutar playlist lagu.

Setelah tukang becak tersebut menjadi penyiar rakom, pelanggan becaknya bertambah karena setiap kali ia siaran, ia selalu mempromosikan jasa antar jemput becaknya. Bahkan dari rakom ini, Akhmad berkesempatan bekerja sama dengan KPPPA untuk mendampingi komisi 8 menggarap kegiatan kesetaraan dan keadilan gender se-Indonesia melalui rakom.

Selain itu, di wilayah lain seperti Klaten penyiar rakom yang masuk ke dalam komunitas Lintas Jaringan Rakom Merapi berkesempatan presentasi di PBB membicarakan tentang mitigasi bencana karena di komunitas tersebut saling berbagi informasi mengenai titik-titik awan panas gejala erupsi gunung berapi yang biasa disebut dengan wedhus gembel.

Selanjutnya rakom Talenta di Lombok NTB juga dipercaya untuk melakukan live streaming secara profesional saat GP Mandalika berlangsung.

Ada lagi rakom di Tasikmalaya yang memanfaatkan rakom untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya konservasi mata air dan rakom tersebut mendapatkan penghargaan dari Amerika. Kemudian rakom di Indramayu digunakan sebagai advokasi kasus-kasus trafficking. Menjelaskan alur pendaftaran TKI mengingat proses administrasi cenderung kurang dipahami oleh masyarakat setempat.

Keterkaitan Rakom dengan WPS 

Rakom sendiri sangat erat kaitannya dengan isu Women, Peace, and Security (WPS). Memang belum ada data disagregasi gender tetapi partisipasi pendengar dan program didominasi oleh perempuan. Selain itu, meskipun belum ada data tentang berapa persen penyiar/pengelola rakom perempuan, tetapi tidak sedikit rakom dikelola oleh perempuan.

Selain itu, penyiar rakom yang banyak digemari oleh masyarakat adalah penyiar perempuan karena pembawaan dan cara penyampaiannya saat siaran mudah diterima oleh masyarakat serta memiliki emosional yang lebih erat dengan masyarakat dan lingkungan sekitar. Sehingga jangkauan penerimaannya pun lebih luas.

Selain itu, terkait kepemimpinan di rakom, perempuan juga memiliki andil. Memang tidak semua rakom dipimpin oleh perempuan seperti halnya penuturan Indah rekan Akhmad di rakom yang mengelola rakom di Banyuwangi.

Menurut Indah, kepemimpinan rakom di Banyuwangi dipengaruhi oleh minat anggota rakom itu sendiri. Seperti Indah yang sudah bergabung di rakom sejak 2005 menjadi reporter dan jurnalis. Kemudian saat ini menjadi Pimred meskipun tidak mengetuai rakom tersebut tetapi Indah sebagai perempuan pengelola rakom memiliki andil dalam hal kepemimpinan. Terkadang keterlibatan perempuan ini juga terkendala karena tidak tersedianya sumber daya manusia untuk mengelola rakom.

Dalam pengambilan keputusan, rakom mendorong partisipasi perempuan. Misal Rakom Planet di Banyuwangi, yang mana jika ada pengurus rakom yang pasangannya juga masuk di dalam kepengurusan, pengurus rakom tersebut baik suami maupun istri terlibat dalam pengambilan keputusan. Seperti Indah dan juga suaminya yang merupakan pengelola dari rakom di Banyuwangi.

Tantangan dalam Mengelola Rakom

Meski banyak hal menarik dalam mengelola rakom, namun Akhmad juga menyadari bahwa banyak tantangan di dalamnya. Misal penyiar rakom, harus bisa membahasakan ulang dengan bahasa daerah terkait informasi maupun modul-modul yang didapat terkait suatu isu, agar bisa lebih mudah dimengerti oleh warga dan pendengar. Meski belum ada sistem monitoring, namun menurut Akhmad, ketika banyak pendengar yang merespon atau bertanya ke rakom terkait isu yang disampaikan, maka hal tersebut menandakan penyampaian isu tersebut cukup efektif.

Selain itu, untuk menunjang keberadaan rakom dalam dunia pendidikan khususnya di bidang media, rakom sendiri belum ada kolaborasi riset, hanya saja ada beberapa mahasiswa yang menggunakan aktivitas rakom dalam pendampingan buruh migran sebagai bahan skripsi.

Namun Akhmad optimis, bersama rakom masyarakat akar rumput akan semakin memahami pentingnya mempelajari isu-isu berbasis gender maupun isu lainnya.

Karimah Iffia Rahman
Karimah Iffia Rahman
Biasa disapa Karimah atau Iffia. Selain mengurus rumah tangga, alumni Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta Jurusan Kesehatan Lingkungan ini mendirikan Ibuku Content Creator, mengelola Yayasan Masjid al-Mahallie, dan menjadi mahasiswa pasca sarjana di School of Government and Public Policy Indonesia serta tergabung dalam komunitas Puan Menulis. Karimah juga aktif menulis di blog pribadi iffiarahman.com dan beberapa situs media keislaman online seperti mubadalah.id. Karya tulis lainnya telah diterbitkan di 6 buku antologi, yang terbaru berjudul Ragam Cerita Ibuku si Content Creator. Karimah dapat disapa di media sosial @iffiarahman (Ig/TikTok) dan terbuka untuk kerja sama melalui iffiarahman@gmail.com.
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here


- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments