Setiap perempuan pasti memiliki sahabat atau teman yang saling mendukung dan selalu ada untukknya bisa disebut sebagai support system, apalagi manusia di kategorikan sebagai mahkluk sosial. Karena kebanyakan perempuan ingin mempunyai teman yang selalu bisa hadir di sisinya, baik di saat bahagia maupun waktu terpuruknya. Women support women. Itulah bahasa yang biasa disebutkan.
Women support women adalah posisi lingkup antar satu perempuan dengan perempuan lainnya memberikan support yang posistif antara satu sama lain tanpa memandang orang tersebut. Setiap perempuan harus memberikan hal positifkepada teman atau perempuan lainnya. Di zaman sekarang, women support women bisa menjadi hal yang jarang dijumpai karena banyaknya sesama perempuan yang menebarkan kebenciannya dengan memberikan komentar-komentar jahat, baik di sosial media maupun di kehidupan nyata.
Sangat disayangkan, kebanyakan komentar-komentar jahat yang muncul di sosial media itu, orang- orang mengumpat di balik “Fake Account” atau bukan akun asli milik mereka. Dari situlah banyak yang menilai bahwa semangat women support women yang selama ini banyak digaungkan, kini semangatnya malah mulai menurun. Ada beberapa orang yang lupa akan dukungan dan semangat tersebuth. Bahkan sesame perempuan pun terkadang ada yang merupakan prinsip women support women tersebut.
Dalam penelitian terbaru dari perusahaan intelegen sosial Brandwatch mengungkapkan demikian. Hasil survei pun membeberkan jika 52 komentar yang bernada negatif kepada perempuan ditulis oleh perempuan juga. Menghina sesame perempuan memang bukan hal baru di media sosial. Studi yang dilakukan brand perawatan Dove pada 2014 mengungkapkan jika ada lebih dari lima juta tweet bernada negative mengenai kecantikan dan bentuk tubuh wanita.
Perempuan harus memiliki empati yang tinggi terhadap orang-orang disekitarnya. Jangan sampai menyindir atau menyudutkan peempuan lainnya hanya karena ke egoisan diri sendiri. Tiap perempuan punya masalahnya sendiri, punya perjuangannya sendiri yang tak selalu bisa diperlihatkan pada orang lain.
Mengkritik atau memberi saran masukan di media sosial sangat diperbolehkan. Tapi kalau hanya menyindir dengan kata kata kasar dan buruk, yang nantinya hanya akan memberi luka baru. Tajamnya kata-kata sindiran bisa lebih tajam dari sebilah pedang. Bahkan bulan agustus kemarin viral di media sosial video pertengkaran 2 kelompok perempuan di suatu tanah lapang. Sebuah video merekam aksi puluhan remaja perempuan saling baku hantam di tengah lapangan luas, viral beredar di media sosial.
Berdasarkan informasi, peristiwa tersebut diduga terjadi di daerah Depok, Jawa Barat. Dalam video, terlihat sejumlah remaja perempuan berkumpul di sebuah tanah lapang. Kemudian, beberapa diantaranya tampak terlibat aksi saling pukul dan jambak hingga berguling di tanah. Anehnya, beberapa remaja perempuan lain yang ada di lokasi kejadian justru terlihat hanya terdiam sambil menonton perkelahian tersebut.
Tanpa berusaha melerai, mereka justru hanya terdiam menyaksikan teman-temannya terlibat aksi perkelahian. Polsek depok menyatakan motif perkelahihan kelompok perempuan ini karena bertengkar lewat media sosial, lalu mereka membuat janji bertemu untuk bertengkar secara langsung ditempat yang telah mereka tentukan. Hal ini sama sekali tidak menggambarkan prinsip Women Support Women, yang seharusnya saling menghargai, dan saling memberi semangat. Akan tetapi kelompok perempuan ini malah adu jotos dalam menyelesaikan masalahnya, bahkan perempuan disekitar tempat tersebut tidak melerai kejadian tersebut, tapi malah mendokumentasikan mejadian tercela tersebut.
Saya sendiri pernah mengalami, ketika salah seorang yang mungkin tidak suka dengan sikap saya bukannya menegur malah menuduh saya dengan membuat video tuduhan tanpa kebenaran didalam akun tiktoknya. Hal yang harusnya ada klarifikasi guna menyelesaikan masalah dan mengungkap kebenaran, malah langsung mengintimidasi saya. Saya sangat menyesali perbuatannya, perbuatan yang dilakukan oleh sama sama perempuan yang seharusnya, bisa saling memahami perasaan.
Tuduhan serta intimidasi yang ia lakukan menyatakan bahwa ia sama sekali tidak meperdulikan prinsip Women Support Women. Efek dari tidak terciptanya Women support women akan membuat korban merasa sendiri, putus asa dalam masalahnya. Taka da yang salah ketika saling memberikan positif vibes antar sesama manusia, baik sesame perempuan atau lawan jenis. Perlakuan yang saling menghina atau merendahkan sesame perempuan sangatlah disayangkan.
Perlu adanya banyak kampanye dalam membangkitkan kembali semangat Women Support women yang akhir-akhir ini menurun terutama dalam penerapan media sosial. Agar penggunaan media sosial digunakan sebaik mungkin, memberikan komentar negaif dan semangat. Bukan malah merendahkannya dimuka umum.