Tentang Selma Blair
Bagi pecinta film-film Hollywood era 90 hingga 2000an, nama Selma Blair mungkin sangat familiar. Perempuan yang terlahir dengan nama lengkap Selma Blair Beitner ini cukup terkenal karena memainkan sejumlah peran dalam film dan televisi sebelum mendapat pengakuan atas peran utamanya dalam film “Brown’s Requiem” (1998).
Terobosannya datang ketika ia membintangi sebagai Zoe Bean di sitkom WB Zoe, Duncan, Jack dan Jane (1999–2000), dan sebagai Cecile Caldwell dalam film penuh adegan kejam, “Cruel Intentions” (1999). Tak lama berselang, kesuksesan menghampirinya kembali lewat film komedi “Legally Blonde” (2001) dan “The Sweetest Thing” (2002). Dari situ, ketenarannya terus memuncak hingga ke level internasional dengan perannya sebagai Liz Sherman dalam film fantasi beranggaran besar “Hellboy” (2004) dan “Hellboy II: The Golden Army” ( 2008).
Selain berkiprah pada banyak film, Selma juga bermain peran dalam sejumlah drama televisi, dia berperan sebagai Kim dalam remake “Kath & Kim” (2008–2009); memainkan tokoh sebagai Kate Wales dalam sitkom “Anger Management” (2012–2014); dan sebagai Kris Jenner pada season pertama serial drama FX “American Crime Story” (2016).
Selain berkecimpung dalam dunia akting, pada 2010, Blair menarasikan buku audio “The Diary of Anne Frank”. Buku tersebut membuatnya diganjar nominasi Grammy Award untuk “Best Spoken Word Album for Children”.
Masa Kecil Selma
Kesuksesan Selma dalam dunia akting sebenarnya tidak diturunkan dari kedua orangtuanya. Perempuan yang lahir pada tanggal 23 Juni 1972 tersebut justru terlahir dari ayah yang bekerja sebagai seorang pengacara. Ayahnya bahkan aktif dalam partai Demokrat. Namun dunia politisi dan hukum nampaknya bukan minat Selma.
Putri bungsu dari empat bersaudara ini sejak kecil selalu tertarik pada bidang seni. Ketika Blair bersekolah di Hillel Day School, sebuah sekolah Yahudi di Farmington Hills, dan selanjutnya melanjutkan di Cranbrook Kingswood di Bloomfield Hills, ia menghabiskan tahun pertamanya (1990–1991) di Kalamazoo College, di mana ia belajar fotografi dan berakting dalam drama “The Little Theatre of the Green Goose”. Pada saat itu, Selma kecil sempat bercita-cita ingin menjadi balerina dan pelatih kuda.
Pada usia 20 tahun Selma memutuskan untuk pindah ke New York City untuk melanjutkan kuliah di New York University (NYU), di sana ia tinggal di The Salvation Army. Selain sibuk kuliah, ia masih menggeluti bidang seni melalui kelas akting di Stella Adler Conservatory, Column Theatre, dan Stonestreet Screen Acting Workshop.
Untuk proyek akhir, ia kembali ke Michigan untuk menyelesaikan studinya. Setelah pindah dari NYU, ia lulus dengan predikat magna cum laude dari University of Michigan pada tahun 1994 dengan tiga jurusan dalam bidang fotografi, psikologi, dan bahasa Inggris. Meski ia betah tinggal di Michigan, Selma memilih kembali ke New York City untuk mengejar karir di bidang seni.
Didiagnosis Sejumlah Penyakit
Pada bulan Oktober 2018, Blair mengungkapkan bahwa ia telah didiagnosis dengan multiple sclerosis. Selama bertahun-tahun ia berpikir bahwa ia hanya menderita penyakit ringan, atau sekadar saraf terjepit, tetapi diagnosis akhirnya menjelaskan bahwa ia kini menderita cacat, yang membuatnya beberapa kali jatuh, atau dengan mudah menjatuhkan barang, ingatannya acap kali berkabut, dan bagian otak kirinya seperti GPS yang rusak.
Meski awalnya ia sulit menerima kondisi dirinya, ia akhirnya memilih untuk mengungkapkan penyakit yang ia derita sebagai cara berterima kasih kepada Allisa Swanson, perancang kostumnya, yang telah menjadi “penata rias” tidak resminya untuk perannya dalam serial Netflix.
Selma bersyukur bahwa Swanson menghargai dirinya sebagai seorang aktris dengan disabilitas. Ia mengungkapkan bahwa, “Swanson memasukkan kakiku ke dalam celana, menarik atasanku ke atas kepalaku, dan mengancingkan mantelku.”
Dedikasi Swanson dalam membantunya kembali berakting membuat Selma seakan “terlahir kembali”. Ia menyadari bahwa tak banyak aktris yang diberikan kesempatan untuk bermain drama usai didiagnosa suatu penyakit. Atas dukungan penuh lingkungan sosial dan orang-orang terdekatnya, Blair kemudian menulis tentang pengalamannya dengan multiple sclerosis dalam memoarnya, “Mean Baby: A Memoir of Growing Up”, yang diterbitkan pada Mei 2022.
Ia juga melakukan banyak kegiatan sosial lain yang bertujuan untuk memberikan advokasi kepada individu-individu dengan disabilitas. Beberapa kegiatan amal yang digalang Selma yaitu, kampanye bahaya kanker, gerakan penyelamatan tunawisma dan hewan-hewan terlantar, komunitas mutiple sclerosis dan penggalangan dana untuk membantu anak dengan penyakit mulut. Atas kontribusinya yang luar biasa baik dalam dunia akting dan kegiatan sosial, Selma tahun lalu terpilih sebagai salah satu penerima penghargaan the BBC’s 100 Women.