Di era modern, peran seorang ibu semakin kompleks. Dulu, menjadi orang tua mungkin terasa lebih sederhana. Kini, tuntutan pekerjaan, pengasuhan anak, dan perubahan sosial yang begitu cepat membuat banyak orang tua tak terkecuali ibu merasa kelelahan dan kewalahan. Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, ibu membutuhkan support system yang baik untuk membangun ketahanan diri/resiliensi.
Hal ini bukan sekedar omong kosong belaka. Faktanya, setelah menjadi ibu, perempuan mengalami banyak perubahan. Proses menjadi ibu tidak hanya mengubah tubuh seorang wanita, tetapi juga pikiran dan perasaannya. Berdasarkan Survei Orami yang dikutip dari mubadalah “Sudahkah Kita Menjadi Support System yang Baik bagi Para Ibu Rumah Tangga?”, data menunjukkan 40% perempuan di Indonesia ternyata merasa lelah, takut, dan marah setelah menjadi seorang ibu.
Seorang dokter spesialis kedokteran jiwa, dr. Rilla Fitrina Sp. KJ juga menyatakan hal senada. Menurutnya, stres dan depresi adalah masalah kesehatan mental yang umum dialami oleh ibu. Kesenjangan gender dalam kesehatan mental juga semakin nyata. Penelitian di Inggris menunjukkan bahwa perempuan jauh lebih rentan mengalami gangguan mental.
Berdasarkan penelitian Homewood Health United Kingdom, seperti dilansir dari IDN Times, mengungkapkan 47% perempuan berisiko mengalami gangguan mental jika dibanding laki-laki yang memiliki resiko lebih rendah yaitu 36%. Angka kejadian depresi pada perempuan hampir dua kali lipat dari laki-laki. Oleh karena itu, support system yang baik bisa menjadi hal yang sangat penting bagi ibu untuk menghadapi kerentanan tersebut.
Sistem pendukung bagi ibu bisa berupa orang-orang terdekat seperti suami, keluarga, atau teman, bahkan dalam bentuk kelompok komunitas. Salah satu komunitas yang berfokus pada kesehatan mental ibu adalah Moms Support Mom Indonesia. Komunitas ini hadir sebagai oase bagi para ibu sekaligus menjadi benteng resiliensi, tempat para ibu saling berbagi, mendukung, dan menguatkan satu sama lain.
Memahami Resiliensi dalam Konteks Ibu
Menjadi seorang ibu adalah peran yang sangat penting, tapi juga penuh tantangan. Resiliensi, atau kemampuan untuk bangkit kembali setelah menghadapi kesulitan, adalah kunci bagi seorang ibu untuk tetap kuat dan bisa memberikan kasih sayang serta perhatian yang terbaik bagi anak-anaknya. Bayangkan seperti tanaman yang kuat, meskipun diterpa badai, ia tetap bisa tumbuh subur.
Begitu pula seorang ibu yang resilien, ia bisa tetap tegar di tengah berbagai tekanan hidup. Beberapa hal yang bisa membantu seorang ibu membangun resiliensi adalah dukungan dari keluarga dan teman, kesehatan mental yang baik, kondisi ekonomi yang stabil, dan adanya sistem pendukung seperti komunitas atau kelompok parenting.
Moms Support Mom sebagai Sumber Dukungan Sosial
Komunitas Moms Support Mom Indonesia seperti keluarga besar bagi para ibu. Komunitas ini didirikan oleh 6 ibu dari domisili yang berbeda pada April 2020. Komunitas ini dibentuk sebagai tugas akhir yang mereka ikuti pada program “Mom Leadership Academy” yang diadakan oleh Orami Circle. Keenam ibu tersebut adalah Dessi Hepiyana (Cirebon), Virginania Chandira (Bekasi), Nauli Shilma Sarifah (Cirebon), Nanda Tsalisa (Kuningan), Suci Santi Risalah (Bekasi), dan Minuk Kusmiati (Sukabumi).
Pandemi covid-19 pada saat itu telah mengubah proses interaksi sosial sehingga ruang gerak semakin terbatas, tak terkecuali bagi para ibu yang membutuhkan wadah untuk menjaga kewarasan membersamai keluarga. Moms Support Mom hadir sebagai tempat untuk saling menyemangati dan menjadi teman bertumbuh bagi para ibu.
Melalui ruang perjumpaan online, para anggota bisa saling berbagi pengalaman mengasuh anak, mengatasi masalah yang sering dihadapi ibu, dan mendapatkan semangat dan dukungan emosional dari ibu-ibu lain, tanpa ada penghakiman. Setidaknya dengan begitu, para anggota merasa tidak sendirian dan lebih percaya diri dalam menjalankan peran sebagai seorang ibu.
Program dan Kegiatan yang Mendukung Resiliensi
Selama lebih dari 4 tahun, Moms Support Mom Indonesia telah banyak menyelenggarakan kegiatan dan program yang dirancang untuk mendukung resiliensi kurang lebih 300 anggotanya. Beberapa di antaranya adalah edukasi sebanyak 32 kali di platform WhatsApp, 8 kali zoominar, dan 20 kali live Instagram. Edukasi yang diselenggarakan bertema seputar parenting, kesehatan mental, dunia ibu, serta entrepreneur sebagaimana concern yang menjadi fokus utama Moms Support Mom Indonesia.
Dalam penyelenggaraannya, komunitas berkolaborasi dengan para ahli di bidangnya. Para anggota komunitas pun juga didorong untuk berdaya dan berkontribusi dengan menjadi admin, moderator maupun pemateri jika memang memiliki keahlian di bidang tersebut. Kolaborasi antara Moms Support Mom dengan puluhan brand seperti Sasa, Ajinomoto, Lemonilo, Wardah dan masih banyak lagi, mampu memberikan pengalaman baru bagi anggotanya untuk berdaya secara ekonomi dengan menjadi pemengaruh di media sosial/influencer.
Moms Support Mom Indonesia memberikan atmosfer yang mampu mendukung anggotanya untuk berani berdaya. Seperti salah satu anggotanya bernama Wiwit asal Tangerang. Ia terhenyak saat mengetahui media sosialnya bisa menjadi ladang pundi-pundi rupiah setelah bergabung di grup Moms Support Mom Indonesia. Wiwit pertama kali mendapatkan rupiah hasil endorsement saat Moms Support Mom berkolaborasi dengan salah satu brand besar di Indonesia. Hingga kini, Wiwit masih menerima banyak endorsement dari brand-brand berkat kemauannya belajar menghasilkan uang dari media sosial.
Selain kegiatan yang bersifat edukasi, komunitas Moms Support Mom juga memiliki program andalan berupa ruang aman untuk curhat yang memungkinkan para anggotanya bercerita tanpa takut dihakimi, serta mendapatkan dukungan dan masukan dari sesama ibu. Memanfaatkan platform WhatsApp Group, sudah lebih dari 200 curhat tertulis menjadi topik diskusi dalam komunitas inklusif tersebut.
Memvalidasi perasaan adalah keahlian berharga. Selain program curhat melalui WhatsApp Group, komunitas juga mengemas program curhat dan relaksasi melalui platform zoom. Anggota diajak untuk belajar memvalidasi perasaannya dan memberdayakan diri untuk mengontrol emosi. Ini adalah kemampuan berharga bagi setiap orang termasuk ibu.
Salah satu testimonial yang mengharukan datang dari Yanti-nama samaran. Sebagai seorang ibu, ia pernah merasa begitu putus asa menghadapi kehidupan, hingga ingin mengakhiri hidupnya. Ia mengaku berkat dirinya bergabung dan menjadi bagian Moms Support Mom, akhirnya mampu bangkit kembali dan membangun resiliensinya sendiri.
Support system yang dibentuk komunitas berupa program curhat dan atmosfer hangat dalam komunitas mampu menjadi dukungan berharga bagi Yanti. Untuk mendukung para ibu berdaya secara ekonomi, Moms Support Mom Indonesia juga menyelenggarakan program jual beli yang memungkinkan para ibu menawarkan juga membeli produk maupun jasa dari sesama anggota.
Ada pula program decluttering yang memungkinkan para ibu menjual barang-barang layak pakai yang sudah tidak lagi digunakan secara preloved, maupun menghibahkannya ke anggota lain. Program ini diadakan dalam rangka menolak kemubaziran, melestarikan budaya berbagi, serta mendorong gaya hidup berkelanjutan.
Dampak Positif bagi Anggota dan Masyarakat
Keikutsertaan dalam komunitas Moms Support Mom Indonesia memberikan dampak positif yang signifikan bagi resiliensi para anggotanya, serta memberikan kontribusi positif bagi masyarakat secara luas melalui informasi edukatif di platform Instagram. Sebagai komunitas ibu yang inklusif, ada banyak hal baik yang dirasakan para ibu setelah bergabung dengan komunitas ini, di antaranya:
- Peningkatan rasa percaya diri: para ibu menjadi lebih percaya diri dan yakin pada kemampuan diri sendiri untuk mengatasi masalah.
- Peningkatan keterampilan coping: para ibu belajar cara-cara baru untuk menghadapi stres dan kesulitan hidup, sehingga mereka bisa lebih tenang dan bahagia.
- Perbaikan kesehatan mental: karena mendapat dukungan dari teman-teman sesama ibu, para anggota merasa lebih bahagia dan sehat secara mental.
- Penguatan hubungan keluarga: komunitas ini juga membantu para ibu untuk memiliki hubungan yang lebih baik dengan suami dan anak-anak.
Dari komunitas Moms Support Mom Indonesia, kita belajar bahwa meskipun menjadi ibu seringkali dihadapkan pada tantangan yang dapat mempengaruhi kesehatan mental, namun dengan dukungan satu sama lain, para ibu bisa saling menguatkan dan tumbuh lebih kuat dan berdaya. Ketika seorang ibu resilien dan berhasil mengatasi tantangannya, ia tidak hanya membantu dirinya sendiri, tetapi juga menjadi inspirasi bagi banyak orang di sekitarnya.