Damai dalam keberagaman seharusnya menjadi tujuan bersama. Namun, dalam dunia yang semakin terhubung, perbedaan budaya, ras, agama, dan latar belakang sosial semakin terlihat jelas. Di tengah keberagaman ini, seringkali muncul perpecahan dan konflik. Salah satu konflik yang masih menjadi permasalahan di sekitar adalah perundungan. Sebagai tindakan agresif yang berulang-ulang yang dilakukan oleh individu atau kelompok terhadap individu lain, perundungan menjadi masalah serius yang perlu ditangani.
Dampak dari perundungan tak main-main. Dilansir dari goodstats.id, UNICEF mencatat per tahun 2020 kasus perundungan telah melatar belakangi setidaknya 40% kasus bunuh diri di Indonesia. Sekolah menjadi lingkungan yang paling membutuhkan perhatian serius soal kasus perundungan. Informasi dari Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) diketahui kasus perundungan terjadi di setiap satuan pendidikan dari SD/Sederajat (10%), SMP/Sederajat (50%), SMK/Sederajat (10%), hingga SMA/Sederajat (10%).
Di tengah maraknya kasus perundungan, muncul sebuah lagu anak-anak yang menyuarakan pesan indah tentang keberagaman, yaitu “Beda Itu Biasa” ciptaan Fatwa Amalia, seorang guru perempuan, illustrator, sekaligus penulis lagu. Lagu ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mengandung pesan mendalam yang dapat menginspirasi kita semua untuk hidup berdampingan dengan damai.
Perundungan: Luka Mendalam di Dunia Pendidikan
Melalui lagu “Beda Itu Biasa”, Fatwa merespons maraknya kasus kekerasan yang terjadi di dunia anak dan pendidikan. Dari mulai diskriminasi agama, ras, gender, suku, sampai budaya, perundungan telah menjadi masalah serius yang merongrong lingkungan belajar yang seharusnya aman dan nyaman. Fatwa merasa sebagai guru yang bersinggungan langsung dengan dunia anak-anak, kasus ini menjadi duri yang harus disingkirkan.
Melodi yang Menyatukan
Melalui kekuatan musik, Fatwa dan “Beda Itu Biasa” mengajak kita untuk merayakan perbedaan. Setiap bait lagu ini menyiratkan pesan bahwa perbedaan adalah hal yang wajar dan tidak perlu ditakuti. Lagu ini mengajarkan kita untuk menghargai keunikan setiap individu, terlepas dari latar belakang mereka. Dengan nada yang ceria dan lirik yang mudah diingat, lagu ini berhasil menanamkan nilai-nilai positif dalam benak anak-anak.
Fatwa Amalia merilis lagu “Beda Itu Biasa” melalui kanal Youtube Ibu Sud Hari Ini pada 15 Agustus 2024, berikut lirik lengkapnya:
Hai
mengapa sedih?
Sedih mengapa? Katakan saja padaku
Kita berkawan
Kau sedih, ku hibur tawa
Kubukan Gatotkaca
bukan juga Sri Asih
Kubukan Gatotkaca
bukan juga Sri Asih
Tapi jika ada yang menyakitimu
aku ada terdepan
Kita saudara
Walau berbeda agama, ras.., suku, budaya
Bermain dalam suka ria
Berbeda itu biasa
Bermain dalam suka ria
Berbeda itu biasa
Kita sama manusia
Saling cinta saling jaga
Kita sama manusia
Saling cinta saling jaga
Mencegah Perundungan dan Membangun Inklusivitas
Fatwa menilai kasus kekerasan di dunia pendidikan banyak terjadi karena eksklusifitas. Perundungan seringkali berakar dari rasa takut akan perbedaan. Pelaku perundungan seringkali merasa terancam atau tidak nyaman dengan orang yang berbeda dari mereka. Lagu “Beda Itu Biasa” hadir sebagai penawar bagi permasalahan ini. Dengan menyanyikan lagu ini, anak-anak diajarkan untuk menerima perbedaan sebagai sesuatu yang kaya dan berharga.
Lebih dari itu, lagu ini juga mendorong terciptanya lingkungan yang inklusif. Ketika setiap individu merasa diterima dan dihargai, maka akan tercipta suasana yang aman dan nyaman bagi semua orang. Ini adalah langkah penting dalam mencegah perundungan dan membangun masyarakat yang lebih harmonis. Seja dirilis, lagu “Beda Itu Biasa” telah mendapatkan sambutan yang positif dari berbagai kalangan. Lagu ini tidak hanya bisa dinikmati kalangan anak-anak, tetapi juga kalangan orang dewasa.
Menginspirasi gerakan anti-perundungan
Lagu ini menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk terlibat dalam upaya mencegah perundungan. Lebih dari sekadar sebuah lagu anak-anak, “Beda Itu Biasa” telah menjadi simbol perjuangan melawan segala bentuk diskriminasi dan ketidakadilan. Lagu ini mengingatkan kita bahwa setiap individu berhak diperlakukan dengan baik dan dihargai. Dengan demikian, lagu ini tidak hanya relevan dalam konteks perundungan, tetapi juga dalam isu-isu sosial yang lebih luas seperti rasisme, seksisme, dan intoleransi.
Bagi Fatwa, kemanusiaan dan cinta adalah ruh dalam hidup bersama antar manusia. Pesan inilah yang disampaikan Fatwa melalui lagu “Beda Itu Biasa”. Lagu “Beda Itu Biasa” adalah sebuah karya yang menginspirasi dan penuh makna. Lagu ini mengajarkan kita bahwa perbedaan adalah anugerah yang harus kita syukuri. Dengan menyebarkan pesan positif dari lagu ini, kita dapat menciptakan dunia yang lebih baik, damai, dan bebas dari perundungan.