Gerakan perubahan yang dilakukan Lique tidak serta-merta berjalan mulus. Lique sendiri sebenarnya kerap dihinggapi perasaan takut, tapi ia berusaha melawannya agar gerakannya bisa diterima oleh masyarakat lebih luas. Tidak jarang ia mendapatkan penolakan. Yang terbaru, ada seorang dosen di salah satu universitas menyebarkan fitnah ke jejaring dosen bahwa Pelita Padang adalah organisasi penggagal akidah.Â
Untuk menghadapi tantangan berupa penolakan, Lique bersama kawan lainnya terus berupaya memperluas jejaring dan aktif melakukan kampanye perdamaian agar menumbuhkan kesadaran. Ruang-ruang dialog pun terus dibangun agar muncul penerimaan dan dukungan. Perempuan yang akrab disapa Lique melalui Pelita Padang sangat menekankan pada perluasan jaringan karena tidak mau cenderung eksklusif.Â
Baginya, organisasi lintas iman atau keberagaman harus bergabung dengan isu lain. Dengan begitu, ketika ada kasus perampasan lahan, kekerasan terhadap perempuan, Pelita Padang turut memberikan dukungan. Hal tersebut sesuai dengan motivasinya dalam bergerak yakni, menjalankan mandat agama yang berpihak pada orang-orang yang dilemahkan.Â
Di samping itu, Lique juga mendapatkan respon baik dari masyarakat, terkhusus orang muda. Dalam berkampanye, ia menggunakan menggunakan narasi bahwa isu keberagaman adalah isu semua orang, bukan hanya isu orang yang rajin beribadah. Semua orang juga berpotensi menjadi korban perpecahan atau kebijakan yang tidak inklusif. Menurut Lique, narasi tersebut membuat penerimaan terhadap isu keberagaman semakin bisa diterima oleh kawan-kawan jejaring dengan isu lain, bahkan seniman dan budayawan.Â
Perubahan yang Terjadi di Masyarakat Padang
Gerakan perubahan yang dilakukan Lique melalui Pelita Padang menurutnya sudah memberikan dampak yang cukup terasa di Padang dan Bukittinggi. Di Padang, mulai banyak orang muda yang mulai sadar dengan keberagaman dan lahirnya jejaring pegiat HAM. Kebijakan-kebijakan yang tidak inklusif pun masih terus berusaha dikikis.Â
Menurut Lique, faktor perubahan didorong oleh terbukanya ruang-ruang dialog. Perubahan harus didorong oleh orang-orang yang merasa resah dan mau mengambil inisiatif, lalu bisa mempengaruhi orang lain untuk melakukan perubahan. Tanpa hal itu, persoalan hanya sebatas cerita.Â
Pembelajaran Terbaik selama Melakukan Gerakan Perubahan
Pembelajaran terbaik bagi Lique: pertama, isu identitas tidak pernah berdiri sendiri, selalu berkelindan dengan isu lain sehingga melakukan investigasi kasus itu penting untuk mengurai suatu persoalan. Kedua, gerakan keberagaman itu tidak bisa ekslusif. Menurutnya, hal tersebut yang sering menjadi gagalnya advokasi. Isu ini cukup segmentif. Jika berhadapan dengan pemegang kekuasaan, maka perlu bersikap terbuka dan kolaboratif dengan jaringan isu lain agar gerakannya bisa kuat. Ketiga, isu keragaman sangat luas. Tidak hanya soal etnik atau agama, tapi juga bisa soal pendukung bola. Isu keberagaman adalah isu semua orang.Â
Selanjutnya yang keempat, masalah keberagaman itu sangat dipengaruhi oleh tata kelola kebijakan keberagaman. Hal tersebut akan mempengaruhi bagaimana masyarakat berpikir dan bersikap. Misalnya, ketika ada kasus pelarangan tempat ibadah, pelakunya dibiarkan atau tidak dihukum. Hal tersebut secara tidak langsung mendidik masyarakat bahwa melakukan kekerasan terhadap orang lain diperbolehkan karena tidak dihukum.Â
Saat ini Lique bersama Pelita Padang sedang fokus bekerja sama dengan kampus untuk membuat riset tentang kritik kebijakan soal keberagaman di Sumatera Barat. Riset ini dikembangkan karena statement atau hasil penelitian dari kampus sangat membantu keberhasilan advokasi. Lique juga berharap semakin banyak terbangunnya gerakan lintas iman di daerah-daerah agar narasi keberagaman ini semakin tersebar luas.Â